Penulis : Hasanuddin Bakir
SITUBONDO ( Miris.id ) – Dalam konstruksi masyarakat monogami, kesetiaan dengan satu hubungan adalah keniscayaan. Perselingkuhan adalah anomali yang tak bisa diterima. Namun, dari dulu hingga sekarang gagasan problematis ini tetap jamak hadir di kehidupan kita.
Cerita-cerita tentang relasi perselingkuhan hampir selalu melibatkan tiga tokoh utama. Pasangan dalam hubungan primer, kemudian tokoh ketiga yang dianggap sebagai “pengganggu” relasi primer. Kisah ini lazimnya diakhiri dengan perpisahan pasangan dalam hubungan primer.
Masyarakat kita sampai sengaja menciptakan istilah seksis untuk merujuk pihak ketiga yang hadir di tengah-tengah relasi romantis antara dua orang. Perebut lelaki orang (pelakor) disematkan untuk perempuan, dan perebut bini orang (pebinor) bagi pria yang dianggap sebagai selingkuhan pasangan orang.
Meski dianggap sebagai ketidakwajaran dalam konstruksi umum, kita kerapkali menemukan relasi romantis-problematis ini. Bahkan kisah semacam itu lazim dijewantahkan ke dalam drama dan syair. Seperti pada serial korea yang tengah digandrungi belakangan, The World of the Married.